Tidak disukainya tidur sebelum shalat ‘Isya’

Bab: Tidak disukainya tidur sebelum shalat ‘Isya’

  1. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami ‘Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Khalid Al Hadza’ dari Abu Al Minhal dari Abu Barzah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum shalat ‘Isya dan berbincang-bincang setelahnya.”

Keutamaan shalay ‘Isya’

Bab: Keutamaan shalay ‘Isya’

  1. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan kepada kami Al Laits  dari  ‘Uqail  dari  Ibnu  Syihab  dari  ‘Urwah  bahwa  ‘Aisyah  mengabarkan kepadanya, ia katakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat ‘Isya ketika malam telah masuk sepertiga akhir malam (‘Atamah), dan itu terjadi ketika Islam belum luas tersebar. Beliau tidak juga keluar hingga ‘Umar berkata, ‘Para wanita dan anak- anak sudah tidur! ‘ Maka beliau pun keluar dan bersabda kepada orang-orang yang ada di Masjid: “Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi yang menunggu shalat ini selain kalian.”
  2. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al ‘Ala berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Umamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa ia berkata, “Aku dan sahabat-sahabatku yang pernah ikut dalam perahu singgah pada tanah lapang yang memiliki aliran air, sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berada di Madinah. Di antara mereka ada beberapa orang yang saling bergantian mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat ‘Isya di setiap malamnya. Hingga pada suatu malam, aku dan para sahabatku menjumpai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang saat itu sedang sibuk dengan urusannya, sehingga beliau mengakhirkan pelaksanaan shalatr ‘Isya hingga pada pertengahan malam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar untuk menunaikan shalat bersama mereka. Selesai shalat beliau bersabda kepada  orang-orang  yang hadir:  “Tetaplah  kalian di tempat  kalian, dan bergemberilah. Sesungguhnya termasuk dari nikmat Allah kepada kalian adalah didapatinya seorang pun saat ini yang melaksanakan shalat (Isya) selain kalian.” Atau Beliau bersabda: “Tidak  ada  yang  melaksanakan  shalat  pada  waktu  seperti  ini  kecuali  kalian.”  Namun  ia terlupa mana dari dua kalimat ini yang dikatakan beliau. Abu Burdah berkata, Abu Musa, “Maka  kami  kembali  dengan  gembira  dengan  apa  yang  kami  dengar  dari  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Waktu shalat ‘Isya’ jika manusia sudah berkumpul atau belum datang.

Bab: Waktu shalat ‘Isya’ jika manusia sudah berkumpul atau belum datang.

  1. Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’d bin Ibrahim dari Muhammad bin ‘Amru -yaitu Ibnu Al Hasan bin ‘Ali- ia berkata, “Kami pernah bertanya kepada Jabir bin ‘Abdullah tentang shalatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia lalu menjawab, “Beliau melaksanakan shalat Zhuhur jika matahari sudah condong, shalat ‘Ashar saat matahari masih terasa panasnya (masih terang), shalat Maghrib ketika matahari sudah tenggelam, sedangkan shalat ‘Isya; jika orang-orang sudah berkumpul maka beliau segerakan, dan jika belum maka beliau akhirkan. Dan waktu untuk shalat Subuh saat pagi masih gelap.”

Masalah shalat ‘Isya dan waktu ‘atmah

Bab:  Masalah  shalat  ‘Isya  dan  waktu  ‘atmah  (sepertiga  malam  pertama)  dan mereka yang berpendapat bahwa waktu shalat ‘Isya panjang

  1. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdan berkata, telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah berkata,  telah  mengabarkan  kepada kami  Yunus  dari  Az  Zuhri,  Salim  berkata, ‘Abdullah mengabarkan kepadaku, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memimpin kami melaksanakan shalat ‘Isya pada waktu yang orang-orang menyebutnya dengan  sebutan  ‘Atamah.  Selesai  shalat  beliau  berpaling  dan  menghadap  ke  arah  kami seraya bertanya: “Tidakkah kalian melihat malam kalian ini? Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap seratus tahun tidak ada seorang pun yang hidup di atas bumi akan tersisa.”

Tidak disukainya menyebut Maghrib sebagai ‘Isya

Bab: Tidak disukainya menyebut Maghrib sebagai ‘Isya

  1. Telah menceritakan kepada kami Abu Ma’mar -yaitu ‘Abdullah bin ‘Amru- berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Warits dari Al Husain berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Buraidah berkata, telah menceritakan kepadaku ‘Abdullah bin Mughaffal Al Muzani, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian dikalahkan oleh orang Badui dalam menamakan (melaksanakan) shalat Maghrib kalian.” ‘Abdullah bin Mughaffal Al Muzani berkata, “Orang Badui menyebut Maghrib dengan ‘Isya (kerena mereka menunda pelaksanaan Maghrib hingga masuk waktu ‘Isya).”

Waktu shalat Maghrib

Bab: Waktu shalat Maghrib

  1. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mihran berkata, telah menceritakan kepada kami Al Walid berkata, telah menceritakan kepada kami Al Awza’i berkata, telah menceritakan kepada kami  Abu  An  Najasyi  Shuhaib  mantan  budak  Rafi’  bin  Khadij,  ia berkata, “Aku pernah mendengar Rafi’ bin Khadij berkata, “Kami pernah shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika salah seorang dari kami berlalu pergi, maka ia masih dapat melihat tempat sandal kami.”
  2. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Sa’ad bin Ibrahim dari Muhammad bin ‘Amru bin Al Hasan bin ‘Ali berkata, “Al Hajjaj pernah menunda pelaksanaan shalat, maka kami bertanya kepada Jabir bin ‘Abdullah. Maka dia menjawab, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat Zhuhur ketika matahari telah condong, shalat ‘Ashar saat matahari masih terasa panas sinarnya, shalat Maghrib ketika matahari telah  terbenam,  dan  shalat  ‘Isya  terkadang  beliau  mengikuti  kedaan jama’ah; jika beliau lihat sudah berkumpul maka beliau segerakan, dan jika mereka belum berkumpul maka beliau akhirkan. Sementara untuk shalat Subuh, mereka atau beliau melaksanakannya saat pagi masih gelap.”
  3. Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu ‘Ubaid dari Salamah berkata, “Kami pernah shalat Maghrib bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika matahari sudah tenggelam tidak terlihat.”
  4. Telah menceritakan  kepada  kami  Adam  berkata,  telah  menceritakan  kepada  kami Syu’bah  berkata,  ‘Amru  bin  Dinar  berkata,  Aku  pernah  mendengar  Jabir  bin  Zaid  dari ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat tujuh rakaat dengan jama’ dan delapan rakaat dengan jama’.”

Orang yang mendapatkan satu rakaat shalat ‘Ashar sebelum masuk waktu Maghrib

Bab: Orang yang mendapatkan satu rakaat shalat ‘Ashar sebelum masuk waktu Maghrib

  1. Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu’aim berkata, telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seeorang dari kalian mendapatkan sujud shalat ‘Ashar sebelum terbenam matahari maka sempurnakanlah, dan jika mendapatkan sujud shalat Subuh sebelum terbit matahari maka sempurnakanlah.”
  2. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah Al Uwaisi berkata, telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Sa’ad dari Ibnu Syihab dari Salim bin ‘Abdullah dari Bapaknya ia mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya keberadaan kalian dibandingakan ummat-ummat sebelum kalian seperti masa antara shalat ‘Ashar dan terbenamnya matahari. Ahlu Taurat diberikan Kitab Taurat, kemudian mereka mengamalkannya hingga apabila sampai pertengahan siang hari mereka menjadi lemah (tidak kuat sehingga melalaikannya). Maka mereka diberi pahala satu qirath satu qirath. Kemudian Ahlu Injil diberikan Kitab Injil, lalu mereka mengamalkannya hingga waktu  shalat  ‘Ashar, dan  mereka  pun  melemah.  Maka merekapun diberi pahala satu qirath satu qirath. Sedangkan kita diberikan Al Qur’an, lalu kita mengamalkannya hingga matahari terbenam, maka kita diberi pahala dua qirath dua qirath. kedua Ahlul Kitab tersebut berkata, ‘Wahai Rabb kami, bagaimana Engkau memberikan mereka dua qirath dua qirath dan Engkau beri kami satu qirath satu qirath. Padahal kami lebih banyak beramal! ‘ Beliau melanjutkan kisahnya: “Maka Allah ‘azza wajalla bertanya: ‘Apakah Aku menzhalimi sesuatu dari bagian pahala kalian? ‘ Mereka menjawab, ‘Tidak’. Maka Allah ‘azza wajalla berfirman: ‘Itulah karunia-Ku yang Aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki’.”
  3. Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari  Buraid  dari  Abu  Burdah  dari  Abu  Musa  dari  Nabi  shallallahu  ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Perumpaman Kaum Muslimin, Yahudi dan Nashara seperti seseorang yang memperkerjakan suatu Kaum, mereka harus bekerja untuknya hingga malam hari, sementara mereka hanya beramal hingga sianghari. Mereka berkata, ‘Kami tidak patut menerima upah darimu. Akhirnya orang itu memperkerjakan Kaum yang lain dan berkata, ‘Sempurnakanlah sisa hari yang ada, nanti kalian mendapatkan bagian upah sesuai persyaratanku.’ Maka mereka mengerjakan pekerjaan hingga hanya sampai waktu ‘Ashar, mereka  lalu  berkata,  ‘Kami  kembalikan  pekerjaan  kepadamu.’  Lalu  orang  itu memperkerjakan Kaum yang lain lagi. Maka Kaum tersebut bekerja menuntaskan sisa hari sampai matahari terbenam. Jadilah Kaum ini menyempurnakan pahala dua Kaum sebelumnya.”

Keutamaan shalat ‘Ashar

Bab: Keutamaan shalat ‘Ashar

  1. Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi berkata, telah menceritakan kepada kami Marwan bin Mu’awiyah berkata, telah menceritakan kepada kami Isma’il dari Qais dari Jarir bin ‘Abdullah berkata, “Pada suatu malam kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau lalu melihat ke arah bulan purnama. Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Dan kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian mampu untuk tidak terlewatkan untuk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” Beliau kemudian membaca ayat: ‘(Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya) ‘ (Qs. Qaaf: 39). Isma’il menyebutkan, “Kerjakanlah dan sekali-kali jangan sampai kalian terlewatkan.”
  2. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah telah menceritakan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A’raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Para Malaikat malam dan Malaikat siang silih berganti mendatangi kalian. Dan mereka berkumpul saat shalat Fajar (Subuh) dan ‘Ashar. Kemudian Malaikat yang menjaga kalian naik ke atas hingga Allah Ta’ala bertanya kepada mereka, dan Allah lebih mengetahui keadaan mereka (para hamba-Nya), ‘Dalam keadaan bagaimana kalian tinggalkan hamba-hambaKu?  ‘  Para  Malaikat  menjawab,  ‘Kami tinggalkan  mereka dalam  keadaan  sedang  mendirikan  shalat.  Begitu  juga  saat  kami  mendatangi  mereka, mereka sedang mendirikan shalat’.”

Orang yang meninggalkan shalat ‘Ashar

Bab: Orang yang meninggalkan shalat ‘Ashar

  1. Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir dari Abu Qilabah dari Al Malih berkata, “Kami pernah bersama Buraidah pada suatu peperangan saat cuaca mendung, lalu ia berkata, “Segeralah laksanakan shalat ‘Ashar! Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: “Barangsiapa meninggalkan shalat ‘Ashar sungguh hapuslah amalnya.”

Dosa orang yang kehilangan shalat ‘Ashar

Bab: Dosa orang yang kehilangan shalat ‘Ashar

  1. Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Nafi’ dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang kehilangan shalat ‘Ashar (dengan berjama’ah) seperti orang yang kehilangan keluarga dan hartanya.” Saat menafsirkan ayat: ‘(Dia sekali-kali tidak akan mengurangi) ‘ (Qs. Muhammad: 35) Abu Abdullah berkata, “Bila kamu membunuh seseorang atau kamu mengambil hartanya.”